Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner
(1926) yang telah berhasil mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang.
Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3.
Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kimits dapat mengisolasi pepsin, tripsin,
dan kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan
telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein.
Dari hasil penelitian
para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi
termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan protein. Ini disebut
dengan kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan ada pula yang tidak
terikat kuat oleh protein. Gugus terikat
kuat pada bagian protein artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut
dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu terikat kuat (mudah dipisahkan
secara dialisis) disebut dengan Koenzim. Keduanya
ini dapat memungkinkan enzim bekerja terhadap
substrat.
Sistem
koordinasi pada tubuh manusia diatur oleh dua sistem, yaitu sistem saraf dan
sistem endokrin (sistem hormonal). Umumnya, sistem hormon mempengaruhi
pengaturan fungsi metabolisme tubuh, memgatur kecepatan reaksi kimia dalam sel
atau transpor zat-zat melalui membran sel atau juga mempengaruhi aspek biologis
lain, seperti tumbuh, perkembangan, reproduksi, dan respons tingkah laku.
Sistem hormonal
atau sistem endokrin terdiri atas sejumlah kelenjar buntu yang terletaknya
tersebar pada tubuh. Sebagai suatu sistem maka tiap fungsi satu unit mempunyai
hubungan langsung atau timbal balik dengan unit lainnya. kelenjar ini tidak
mempunyai saluran pelepasan untuk mengalirkan hasil getah (sekret) sehingga
disebut kelenjar buntu. Sekret yang diproduksi masuk ke peredaran darah secara
langsung dan beredar bersama darah ke seluruh tubuh serta mempengaruhi organ
sasarannya. Susunan kimia hormon bervariasi yaitu polipeptida, steroid dan asam
amino.
Untuk penjelasan lebih lanjutnya yuk baca materi berikut ENZIM DAN HORMON.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar