DYAN SULYS TYANINGSIH
NIM. 5213412035
STRIPPING
PENGERTIAN STRIPPING
Stripping
adalah operasi pemisahan solut dari fase cair ke fase gas, yaitu dengan
mengontakkan cairan yang berisi solut dengan pelarut gas ( stripping agent) yang tidak larut ke dalam cairan. Stripper
digunakan untuk memisahkan solut dari cairan sehingga diperoleh gas
dengan kandungan solut lebih pekat. Sebagai contoh adalah pemisahan gas
nitrogen dan hidrogen pada amoniak cair.
PERALATAN STRIPPING
Stripper
disebut juga sebagai kolom distilasi berfungsi sebagai unit operasi
untuk melakukan proses pemisahan sebuah campuran menjadi dua atau lebih
produk yang memiliki titik didih berbeda, dengan mengeluarkan komponen
yang lebih mudah menguap dari campuran.
Pada suatu stripper biasanya dilengkapi dengan suatu compressor
atau pompa vakum yang berfungsi untuk mengalirkan gas atau udara
sehingga aliran gas tersebut menyerap gas yang terdapat diliquid yang
akan dipisahkan dari aliran gasnya.
Outlet dari stripper
ini merupakan suatu liquid yang sudah mengandung sedikit atau bisa
dikatakan bebas dari gas yang akan dipisahkan, sebagai contoh bila kita
akan memisahkan oksigen dan air maka outletnya merupakan air yang
kandungan oksigen atau nilai DO nya sudah rendah atau dapat dikatakan
oksigen yang terkandung di dalam air sudah sedikit. Maka inilah salah
satu peristiwa yang dapat dikatakan sebagai pemisahan dengan menggunakan
stripper.
Dalam perhitungan ukuran stripper,
satu faktor yang sangat penting adalah nilai koefisien transfer atau
tinggi unit transfer. Sementara itu kecepatan aliran total gas dan
cairan akan ditentukan oleh proses, hal ini penting untuk menentukan
aliran yang cocok per unit area yang melalui column. Aliran gas
dibatasi dengan tidak boleh melebihi kecepatan pemisahan, dan akan ada
hasil drop jika kecepatan cairan sangat rendah. Hal ini sangat cocok
untuk menguji pengaruh kecepatan aliran gas dan cairan pada koefisien
transfer. Pada kenyataannya proses stripper juga dipengaruhi oleh beberapa variabel lain, seperti temperature, tekanan dan diffusivity.
Stripper
merupakan suatu proses absorpsi, sebagai contoh absorpsi gas yang
merupakan suatu satuan penghilangan satu atau lebih komponen-komponen
gas melalui kontak dengan suatu cairan. Hal ini sering digunakan di
industri kimia untuk mengekstraksi sejumlah gas dari campuran gas-gas
atau sering pula digunakan untuk menghilangkan komponen-komponen
berbahaya seperti hydrogen sulfide atau belerang dioksida dari gas-gas
yang berasal dari cerobong keluaran (flue gas). Pada setiap
kasus, desain bangsal peralatan dibuat sesuai dengan tingkat kerapatan
percampuran antara komponen-komponen, umumnya pada basis yang kontinyu
untuk mencapai ekstraksi yang efisien.
Kolom stripper
merupakan salah satu peralatan utama dalam proses distilasi karena
kolom ini berfungsi untuk mempertajam pemisahan komponen – komponen,
sehingga bisa memperbaiki mutu suatu produk dengan memisahkan fraksi
ringan yang tidak dikehendaki dalam produk tersebut.
Pada dasarnya prinsip kerja kolom stripper
adalah proses penguapan biasa, pada temperatur tertentu fraksi ringan
yangtemperatur didihnya lebih rendah dari temperatur puncak kolom akan
menguap dan keluar melalui puncak kolom. Secara umum untuk membantu
penguapan dilakukan dengan injeksi steam atau dengan bantuan alat penukar panas reboiler untuk menaikkan temperatur.
Gambar 1. Alat Stripper
APLIKASI STRIPPING
Proses
pengolahan air limbah yang berasal dari Pabrik Polyester terdiri dari
proses equalisasi pada bak equalasi bertujuan menurunkan beban bahan
organik, proses penguraian bahan organik pada bak aerasi dan proses
sedimentasi untuk memisahkan padatan (flok) dan effluent yang akan
dibuang. Ukuran dari bak-bak tsb dipengaruhi oleh debit limbah dan
konsentrasi limbah (dinyatakan dalam besaran COD). Semakin tinggi
konsentrasi COD, akan membutuhkan ukuran bak aerasi yang besar, selain
itu juga meningkatkan kebutuhan bahan makanan mikroba (pupuk) serta
jumlah udara untuk keperluan aerasi (kebutuhan listrik untuk blower
meningkat pula), karena jumlah bakteri sesuai dengan ukuran bak. Artinya
semakin besar ukuran bak, populasi bakteri akan lebih besar
dibandingkan dengan bak berukuran lebih kecil (dengan asumsi konsentrasi
bakteri tidak berbeda jauh)
Apabila
COD pada limbah input ke IPAL dapat diturunkan, hal ini akan mengurangi
waktu tinggal yang diperlukan oleh bak aerasi dalam memproses limbah
tsb. Sehingga tinggi permukaan air bak dapat diturunkan, karenanya
populasi bakteri berkurang sejalan berkurangnya inventori bak, akibatnya
kebutuhan pupuk dan udara bisa berkurang (konsumsi listrik untuk blower
berkurang) yang akhirnya dapat mengurangi biaya operasional.
Limbah
cair pabrik polyester berasal dari unit kolom distilasi terdiri dari
air, ethyleneglycol, methyldioxolane, acetic acid, 1,4-Dioxane dan
acetaldehyde. Senyawa-senyawa tersebut dihasilkan dari reaksi
esterifikasi pada proses pembuatan polyester. Pada reaksi esterifikasi
senyawa alcohol dan karboksilat direaksikan untuk menghasilkan senyawa
ester dan air. Senyawa ester ini merupakan monomer yang akan bereaksi
menjadi polyester pada proses polycondensation.
Kandungan
COD limbah cair ini dapat mencapai 40.000 ppm, sering mengakibatkan
IPAL kesulitan memproses untuk mencapai nilai COD yang sesuai dengan
baku mutu lingkungan. Untuk mengatasinya dapat dibuat suatu unit yang
berfungsi menurunkan nilai COD sebelum di proses oleh IPAL. Proses yang
sederhana, murah dan dapat menurunkan COD sampai 6500 ppm adalah proses
stripping limbah cair dengan kontak langsung oleh udara.
Unit Stripper
Gambar 2. Skema pengolahan air limbah yang berasal dari Pabrik Polyester
Alat
dalam Unit Stripper terdiri dari tangki penampung limbah, pompa
centrifugal, jalur suplay udara [dari kompressor] dan kolom yang
dalamnya berisi packing [packing berguna untuk kontak antara aliran
udara dengan aliran air limbah].
Prinsip
kerja alat stripper sebagai berikut. Air limbah (nilai COD sekitar
40.000 ppm) dari tangki penampung, dipompa ke bagian atas kolom melalui
pipa distribusi, supaya air dapat disebar merata diatas permukaan
packing. Dari bagian bawah kolom, udara masuk kemudian bergerak ke atas
menembus tumpukan packing. Di dalam packing terjadi kontak antara fasa
gas & fasa cair akibat tubrukan antara aliran udara yg ke atas dgn
aliran limbah yg ke bawah. Selama kontak fasa gas & air, terjadi
difusi/perpindahan bahan organik limbah dari aliran air ke aliran udara.
Aliran
air keluar dari bagian bawah kolom sudah berkurang kandungan bahan
organiknya [nilai COD sekitar 6500 ppm]. Aliran udara keluar dari bagian
atas bersama dgn bahan bahan organik [bahan limbah yang mudah menguap].
Campuran udara & uap limbah ini dapat terbakar menghasilkan energi
panas yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut didalam suatu INCINERATOR.
Pemanfaan Panas Gas dari Stripper
Aliran
gas yang keluar dari bagian atas stripper terdiri dari udara dan uap
organik hasil stripping/pelucutan dari air limbah. Campuran ini dapat
terbakar dengan sendirinya bila temperatur autoignition-nya tercapai.
Campuran tsb dapat terbakar terus menerus selama pasokan campuran gas
tsb tetap dijaga. Untuk mencapai kondisi auto ignition perlu sarana
berupa ruang bakar [ruangan ini disebut incinerator]. Bentuk ruang
berupa silinder/tabung horizontal/mendatar. Pada salah satu ujung
terdapat pipa masuk gas. Pada ujung lainya terdapat cerobong untuk
mengeluarkan gas hasil pembakaran. Di dalam ruang incinerator dan pada
dinding luar incinerator dapat dipasang pipa coil yg berisi air untuk
membuat steam atau heat transfer oil untuk sarana pemanas. Incinerator
tsb juga dapat dipakai untuk membakar limbah oligomer, air hasil vent
expansion vessel terminol oil pada Poly-condensation plant dan Spin
finish pada spinning plant.
Sumber :
Indrawan,
Andri. 2010. Pengolahan Limbah Pabrik Polyester.
http://stripper-incinerator.blogspot.com/2010/03/pengolahan-limbah-pabrik-polyester.html.
Diakses pada 14 November 2014. Pukul 20.05 WIB.
Yemita, Sylvia. 2014. Stripper. https://id.scribd.com/doc/245263748/Stripper. Diakses pada 14 November 2014. Pukul 19.45 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar